Beritakompas.com, Kayong Utara – Cik Pipit warga desa gunung sembilan dusun sebadal kecamatan Sukadana kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat,sempat Viral atas hak nya yang belum di terima mulai sebelum memasuki hari raya idul Fitri pembagian beras dari desa,saat di konfirmasi awak media berita Kompas Jum’at (12/04/2024) PKL 21:00 wib.
Di akui nya memang saya tidak dapat beras bantuan dari desa dan beberapa warga lain nya,seperti pak usu jaman , kurang lebih belasan warga yang tidak menerima bantuan beras dari desa. Jelas nya, Senin (15/04/2024)
“Awak media konfirmasi PLT desa gunung sembilan Bowo,dengan waktu yang berbeda dan dua jawaban ,jawaban pertama sebelum berita ini di langsir ke buplik ,tanya media gimana cerita banyak warga dusun sebadal tak dapat beras dari desa ,”jawab nya Simpel .Banyak pak,jelas Bowo.
Dan akhir berita ini naik ,awak media langsung share link berita ke Kontak WhatsApp PLT desa gunung Sinabung,jawab nya langsung saja hubungi kepala dusun karena sudah ambil alih dusun masing,tegas nya.
Red
“Minggu (14/04/2024) kepala dusun sebadal datangi kediaman awak media untuk memberikan penjelasan terkait viral nya warga menuntut hak nya, menurut pak Kadus pak Acik Pipit dan su jaman ada nama nya masuk hanya tidak di ambil yang bersangkutan,saya sudah kasi tau tetangga nya Mak Acik endot tolong sampaikan ke pak Acik Pipit dan su jaman ambil beras nya di kantor desa, demikian juga penjelasan anak dari pak Kadus melalui komentar nya di berita yang di bagikan warganet ,apak sudah berpesan ke Cik ndot suruh datang ke rmh cik Pipit ambil beras,tapi cik Pipit tidak ada di rumah ,tulis di kolom komentar anak pak Kadus.
“Hari ini awak media coba konfirmasi langsung ke Mak Cik ndot yang kata nya di suruh menyampaikan pesan dari kepala dusun,dengan tegas cik ndot menjawab saya tidak langsung menyampaikan ke Cik Pipit lewat orang lain lagi karena saya juga sibuk persiapan lebaran. Ujar ndot
“Tambah Kadus,jelas kalu di bagi rata beras ini tidak cukup cuma 70 karung dengan kemasan 10kg / karung artinya hanya dapat 70 kepala keluarga (KK ) sementara jumlah KK di dusun sebadal kurang lebih 165 kepala keluarga, kebijakan ini sangat berat untuk di ambil maka nya kita pilih yang mana layak menerima itu di kasi ujar nya.
“Salah satu toko masyarakat yang enggan nama nya di sebutkan sesuai kode etik jurnalistik,harap nya kedepan utamakan dulu musyawarah sebelum bantuan ini di bagikan , karena kita akan tau dampak negatif dari masyarakat, bermunculan opini pribadi serta kecemburuan sosial kenapa si A si B tidak padahal kehidupan sama,malah dapat si A dobel BLT desa dapat beras juga dapat harus nya jika beras ini tidak cukup di bagi rata BLT cukup dapat bantuan Rp.900.000 beras Kasikan ke warga yg bukan penerima BLT desa agar tidak terkesan tumpang tindih bantuan.
Maka nya hukum tertinggi itu musyawarah kalau semua sudah di sepakati ada berita acara ku rasa semua berjalan baik dan akan ada pemerataan di masyarakat ,Warga
“Sambung Idham melalui via WhatsApp grup dengan tegas. Jika keputusan kebijakan Ada di desa tentang bantuan sosial, maka kebijakan yang di buat harus berdasarkan keputusan bersama sama antar warga dan aparatur desa setempat, ( musyawarah ). genah kan pendataan nya, dan harus transparan. Yang Mana sudah dapat bantuan dari BLT atau sebagai nye perlu di musywarah kan lagi harus dapat atau tidak , kalau pun dapat paling 20 atau 30 % dari yang seharus nya, atau di tiadakan same sekali,dan masalah pemerataan bukan bentuk suatu keadilan, adil bukan bearti rata, rata belum tentu adil. bagikan ke yang lebih berhak, ke yg lebih membutuhkan.Tutup Idham
(Juminggu)