Bondowoso| Berita-kompas. Com – Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diberikan Pemerintah untuk memberikan stimulan kepada masyarakat atau penerimanya, agar termotivasi meningkatkan kualitas rumah yang mereka miliki.
Seperti yang ada di Kel. Sekarputih Kec. Tegalampel ada 5 unit di tahun 2023 rumah tidak layak huni menjadi target program BSPS. Dimana setiap rumah mendapatkan bantuan senilai 20 juta rupiah, dibagi menjadi 17 juta 500 ribu untuk material dan dua juta lima ratus untuk biaya tukang.
Dan dengan adanya program tersebut setidaknya pemilik rumah bisa berkontribusi dengan menambah bahan material maupun upah tukang, agar rehabilitasi rumahnya bisa maksimal.
Akan tetapi hal ini sangatlah berbeda dengan realita yang ada, bukan menambah justru sebagian besar material malah pemilik rumah yang harus menanggung beban, bagaimana tidak, rumah sudah terlanjur di bongkar material yang di datangkan oleh pihak ketiga malah tidak bisa di pakai karena kwalitas bahan tersebut jelek, bahkan ada bahan yang sengaja tidak direalisasikan.
Batako untuk pasangan dinding lapuh kalau ini dipaksakan tidak menutup kemungkinan bangunan akan ambruk, hal ini di katakan oleh salah satu tukang saat mengerjakan program BSPS di Kel. Sekarputih.
” Terpaksa pemilik rumah beli sendiri batako karena kwatir ambruk kalau dipaksakan, pasalnya batako yang dari suplier rapuh dipegang saja sudah hancur apalagi mau dipakai pasangan dinding kami ngak berani.” Tuturnya.
Pernah pemilih rumah komplin dan minta ganti sama suplier namun menurutnya, bahan yang dikirim sama saja dengan yang lama dan sudah sesuai RAB (Rencana Anggaran Biaya)
“Justru ukurannya lebih kecil dari yang lama, sehingga mau tidak mau pemilik rumah beli lagi memakai uang pribadi, termasuk usuk, reng dan paku, serta genteng karena rumah sudah terlanjur di bongkar.”Ungkapnya.
Terpisah salah satu pekerja yakni ( M ) inisial juga membenarkan adanya material yang di duga tidak sesuai spesifikasi, menurutnya, bukan hanya Batako, kayu kelapa untuk atap terpaksa di tolak oleh yang punya rumah.
“Kayu kelapa yang di kirim oleh suplier sangat tidak memungkinkan untuk di pakai kwatir ambruk, bahkan bahan lainnya seperti kayu 5/7 untuk usuk tidak di sediakan begitu pula dengan kayu reng 2/3, bahkan paku pemilik rumah beli sendiri, suplier hanya nyediakan 1 Kg. sama halnya dengan genting di sediakan 800 buah dari 1500 kebutuhan,” Tuturnya.
Dan salah satu Pendamping BSPS Kel. Sekarputih Ty inisial melalui Whatsaap mengatakan kalau memang kropos pemilik rumah minta ganti ke Tokonya.
” Kemaren batakonya sudah saya suruh ganti ke toko, karena kita tidak terima kalau bahan kualitasnya kurang bagus.” Katanya melalui Whatsaap saat dikonfirmasi oleh media ini.
Sama hanya dengan yang dituturkan oleh Sujono suplier Program BSPS yang di Kel. Sekarputih, Ia membantah kalau material yang ia kirim tidak sesuai spek.
“Terkait Usuk dan Reng serta pondasi memang tidak di anggarkan, prihal paku, bulan 1. Kg tapi 4 Kg yang Kami kirim dan ada notanya setiap pembelanjaan. ” Tukas Sujono dan berjanji akan segera krosscek lokasi.
( Red )