Penjual Es Kebanjiran Berkah di Rumah Tua Penuh Sejarah

banner 300600

Beritakompas.com, Sampang – Sungguh indah jika kita bisa memaknai bulan Ramadhan ini dari beragam sudut pandang, namun dengan majunya peradaban semakin menutup ruang untuk mengamati tradisi-tradisi spiritual nenek moyang kita yang selayaknya kita rawat bersama. Jumat, (05/04/2024)

Menjelang magrib tiba jalanan padat, kota kecilpun seperti Sampang mengalami kemacetan, kerumunan muda-mudi sedang melaksanakan ritual ngabuburit. Pegiat komunitas saling berlomba-lomba mengejar identitas dengan cara bagi-bagi takjil di jalanan. Restoranpun penuh dengan orderan untuk melayani pelanggannya buka puasa bersama. Jangan harap mendapat kursi jika tidak memesannya jauh hari. Begitula peradaban.

Bacaan Lainnya
banner 300600

Banyak lagi yang kian hilang tergantikan dengan tradisi-tradisi baru seiring jaman. Entah apakah fenomena ini dikatakan kemajuan atau kemunduran nilai, terlepas dari nilai ibadah apakah semakin bertambah atau berkurang.

Namun berbeda dengan apa yang dialami si penjual es ini, karena esnya laku keras kami tertarik untuk mewawancarainya tentang hal istimewa yang sepanjang bulan Ramadhan.

Beliau menceritakan ketika mendapatkan pesanan es dari seorang sahabatnya di sebuah perkumpulan majelis dzikir.

Acara berlangsung sangat khidmat di rumah tua yang penuh dengan sejarah, konon rumah ini adalah kediaman Syaikh KH Ahmad Sirajuddin seorang khalifah Tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah yang sangat tersohor.

“ Barangkali ini yang disebut berkah ramadhan, bukan karena dagangan saya laku, tetapi saya seperti ditarik ke masa lalu merayakan buka puasa dengan tradisi kuno nan islami. “ ungkapnya.

Menjelang magrib, acara dibuka dengan doa istighosah, bertafakur dengan alam lalu buka puasa dengan menu sederhana dan lanjut sholat tarawih.

“Selepas acara tersebut, saya seperti sedang di nasihati bahwa di Bulan yang suci ini mari kita sejenak memenjarakan hawa nafsu dan kembali mencoba merenungi segala yang ada dalam diri dan di sekitar.” tuturnya.

Kamipun tersinpirasi dari cerita si penjual es tersebut, berharap di sisa Ramadhan yang tinggal beberpa hari ini kami lebih fokus untuk ibadah.

(Taufik)

Pos terkait

banner 300600 ------------------------------------------------ banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *